Saya memilih Tema Globalisasi Ekonomi karena Adanya globalisasi yang berpengaruh kepada perekonomian Indonesia. Seperti ASEAN Free Trade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia serta menciptakan pasar regional bagi 500 juta penduduknya.
AFTA dibentuk pada waktu Konperensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke IV di Singapura tahun 1992. Awalnya AFTA ditargetkan ASEAN FreeTrade Area (AFTA) merupakan wujud dari kesepakatan dari negara-negara ASEAN untuk membentuk suatu kawasan bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan regional ASEAN dengan menjadikan ASEAN sebagai basis produksi dunia akan dicapai dalam waktu 15 tahun (1993-2008), kemudian dipercepat menjadi tahun 2003, dan terakhir dipercepat lagi menjadi tahun 2002.
Globalisasi adalah meluas dan meningkatnya hubungan ekonomi, sosial dan budaya yang melewati batas-batas internasional. Hal ini terkait dengan konsep interdependensi yang berarti ketergantungan timbal balik: rakyat dan pemerintah dipengaruhi oleh apa yang terjadi di manapun, oleh tindakan rekan lainnya di negara lain. Dengan demikian, terjadi interaksi timbal balik dan integrasi antar actor-aktor yang melintasi batas-batas negara. Globalisasi merupakan suatu proses meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh garis dan kedudukan geografi sebuah negara.
Melalui proses ini, dunia tidak lagi ada batas-batas sehingga memungkinkan interaksi diantara manusia dapat dilakukan dalam tempo yang singkat. Globalisasi juga dapat dipahami sebagai proses lahirnya suatu masyarakat global, suatu dunia yang terintegrasi secara fisik melampaui batas-batas negara, blok-blok ideologis dan lembaga-lembaga ekonomi politik. Secara preskripsi, globalisasi dapat dimaknai bahwa globalisasi meliputi liberalisasi pasar global dan pasar internasional dengan asumsi bahwa arus perdagangan bebas, modal dan informasi akan menciptakan hasil yang terbaik bagi pertumbuhan dan kemakmuran manusia.
Globalisasi ekonomi dan sistem pasar bebas dunia menempatkan Indonesia bagian dari sistem tersebut. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja, kita dituntut benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang akan merupakan pangsa pasar yang potensial. Masyarakat di dunia saat ini sedang menghadapi globalisasi yang semakin deras dan kesepakatan pasar bebas yang semakin meluas.
Dengan adanya globalisasi jarak yang jauh dan waktu sudah tidak menjadi masalah lagi. Globalisasi adalah suatu keadaan yang mendunia dimana hubungan sosial dan saling ketergantungan antar negara dan antar manusia semakin besar, batas-batas kedaulatan suatu negara dan bangsa menjadi kabur serta keputusan atau kegiatan dibelahan dunia yang satu dapat mempengaruhi keputusan belahan dunia yang lain. Proses globalisasi dari sisi ekonomi merupakan sebuah perubahan perekonomian dunia yang sifatnya itu mendasar dan akan terjadi terus dalam laju yang semakin pesat mengikuti kemajuan teknologi yang juga semakin pesat perkembangannya.
Perkembangan tersebut sudah meningkatkan hubungan saling ketergantungan dan juga semakin mempertajam persaingan antar negara. Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas kegiatan ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu” proses yang melibatkan banyak negara. Suka atau tidak suka semua negara akan terikat oleh sistem ekonomi global. AFTA (Asean Free Trade Area) merupakan contoh, siap atau tidak siap tidak ada lagi alasan dan juga tidak ada lagi jalan tikus bagi Indonesia untuk menghindarkan diri dari AFTA.
AFTA adalah adanya kesepakatan untuk menghapuskan semua bea masuk impor barang bagiBrunai Darussalam pada tahun 2010, Indonesia, Malaysia, Philippines, Singapura dan Thailand,dan bagi Cambodia, Laos, Myanmar dan Vietnam pada tahun 2015. Kerjasama AFTA bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk ASEAN di pasar dunia danmenciptakan pasar seluas-luasnya untuk menstimulus peningkatan FDI(Foreign Direct Investment ) di kawasan Asia Tenggara. Kerjasama ini pada awalnya hanya beranggotakan enam negara yaitu Indonesia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand, Filipina, dan Malaysia. Tetapi pada perkembangannya, AFTA memperluas keanggotaanya dengan masuknya anggota baru yaitu Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997), serta Kamboja (1999). Globalisasi ekonomi dan sistem pasar bebas dunia menempatkan Indonesia bagian dari sistem tersebut. Pada kompetisi tingkat ASEAN saja, kita dituntut benar-benar siap, apalagi menghadapi persaingan dunia. Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta orang akan merupakan pangsa pasar yang potensial.
Siapkah Indonesia menghadapi AFTA di tahun 2015?
Menurut saya, saya meragukan Indonesia akan siap dan mampu bersaing dengan negara lain di ASEAN, karena daya saing produk ataupun sumber daya manusia yang masih kalah bersaing dengan produk impor lainnya, dan dikhawatirkan dari produk import itu akan mematikan produk dalam negeri. Minimnya fasilitas, masih terbengkalainya penyediaan sarana infrastruktur, dan lemahnya daya saing, serta ketergantungan terhadap barang import yang menjadi alasannya.
Kalau kita belum siap menghadapinya, Indonesia akan dihajar habis oleh negara lain di ASEAN, seperti Thailand, Singapura yang telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menghadapai AFTA 2015 sejak dini. Seperti di Negara Thailand, sosialisasi terhadap masyarakat pun dilakukan secara besar-besaran di berbagai media. Kalau Indonesia? Nanti dulu. Hanya sebatas di forum-forum resmi yang hanya diketahui kalangan intelektual saja. Kita lebih mengetahui tentang gaungnya Piala Dunia 2014 dan Pemilu 2014. Ketidaksiapan Indonesia menghadapi AFTA 2015 akan memberikan bencana perekonomian. Lalu-lintas produk negara-negara ASEAN yang diklaim lebih berkualitas akan menggeser daya saing produk Indonesia. Jika Indonesia ingin sukses dalam AFTA Indonesia adalah dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk nasional, mereka harus mencintai produk nasional dari negaranya dahulu. Indonesia harus memperbaiki kualitas dari barang yang akan di perjualbelikan di pasar bebas. Tapi yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan AFTA 2015 adalah kecintaan masyarakat terhadap produk lokal/nasional dari negaranya sendiri. Disini dibutuhkan peran anggota masyarakatnya dalam mensukseskan AEC Indonesia.
Kalau kita belum siap menghadapinya, Indonesia akan dihajar habis oleh negara lain di ASEAN, seperti Thailand, Singapura yang telah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya dalam menghadapai AFTA 2015 sejak dini. Seperti di Negara Thailand, sosialisasi terhadap masyarakat pun dilakukan secara besar-besaran di berbagai media. Kalau Indonesia? Nanti dulu. Hanya sebatas di forum-forum resmi yang hanya diketahui kalangan intelektual saja. Kita lebih mengetahui tentang gaungnya Piala Dunia 2014 dan Pemilu 2014. Ketidaksiapan Indonesia menghadapi AFTA 2015 akan memberikan bencana perekonomian. Lalu-lintas produk negara-negara ASEAN yang diklaim lebih berkualitas akan menggeser daya saing produk Indonesia. Jika Indonesia ingin sukses dalam AFTA Indonesia adalah dengan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap produk nasional, mereka harus mencintai produk nasional dari negaranya dahulu. Indonesia harus memperbaiki kualitas dari barang yang akan di perjualbelikan di pasar bebas. Tapi yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan AFTA 2015 adalah kecintaan masyarakat terhadap produk lokal/nasional dari negaranya sendiri. Disini dibutuhkan peran anggota masyarakatnya dalam mensukseskan AEC Indonesia.
Komentar